Kantong Semar ( Nepenthes.sp)
Ø Tingkatan Taksonomi pada Kantong
Semar
Kingdom (Kerajaan) : Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Class (Kelas) : Magnoliopsida
(Berkeping dua / Dikotil)
Ordo (Bangsa) : Nepenthales
Family (Suku) : Nepenthaceae
Genus (Marga) : Nepenthes
Species (Jenis) : Nepenthes sp.
Ø Kantong Semar
Apakah kalian tahu kalau didunia ini ada tumbuhan
pemakan daging atau karnivora? Kalau belum tahu, yuk simak pembahasan berikut
ini. Bagi kalian yang penasaran dengan jawaban pertanyaan
diatas, saya akan menjawabnya. Jawabannya adalah Kantong Semar, Kantong semar atau dalam
bahasa latinnya Nepenthes sp. adalah Genus tanaman yang
termasuk dalam famili Nepenthaceae. Kantong semar pertama kali
ditemukan pada tahun 1658. Secara umum, nama Indonesia nya adalah Kantung Semar / Kantong Semar,
Nepenthes berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai dua makna atau arti.
Sebagai obat (atau penghilang rasa sakit) dan wadah untuk bahan tertentu,
seperti botol obat ataupun gelas-gelasan. Dari sekitar 129 spesies kantong
semar di dunia, 64 jenis diantaranya terdapat di Indonesia.
Kantong semar
tergolong karnivora, karena kantong semar hidup didaerah yang minim unsur
nitrat dan fosfat. Sebagai karnivora,
tumbuhan ini mempunyai alat perangkap serangga berupa kantung atau periuk, yang
merupakan perubahan bentuk dari ujung daun. Selain karnivora, tumbuhan ini juga
memiliki keunikan pada bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Oleh karena
itu, banyak orang yang memelihara tanaman ini. Walaupun demikian, keberadaan Kantong
semar
(Nepenthes) di habitat aslinya justru terancam kepunahan. Bahkan pada bulan
juni 2009 silam, LIPI mengumumkan bahwa beberapa spesies Kantong semar termasuk
tanaman yang paling langka di Indonesia.
Ø Macam-Macam Jenis
dan Nama dari Kantong Semar
Sesuai
dengan jenisnya tumbuhan ini mempunyai macam-macam
sebutan nama di berbagai daerah di Indonesia, antara lain; sosok raja mantri
atau paku soro (Sunda), Gentong semar (Jawa Tengah dan Jawa Timur),
Dahul-dahul, Tahul-tahul dan Sibarabuai (Batak), Katupat beruk, Kadieng hantu,
Kuran-kuran, Galu-galu antu, Kanjong baruk (Kepulauan Karimata), Ketakong
(Bangka), Pasok Keumelo (Kalimantan Timur), Tempoyong (Riau) dan Tempayan setan
(Maluku). Di Malaysia kantung semar disebut “Periok kera”, Periok monyet,
Periok kerengga, Kencong kera, Tabong berok, Moyong, Akar karik-karik dan
Kerek-kerek.
Ø Ciri Khusus
Tumbuhan Kantong Semar
Kantong semar
banyak terdapat di rawa-rawa yang kandungan nitrogennya sangat sedikit.
Akibatnya, kantong semar tidak bisa mendapatkan nitrogen yang cukup dari tempat
hidupnya. Untuk mencukupi kekurangan tersebut, kantong semar bergantung pada
serangga sebagai makanannya. Karena kegemarannya memakan serangga, tanaman ini
disebut sebagai tanaman insektivora atau juga bisa disebut karnivora.
-
Kantong semar
mempunyai kantong penangkap serangga
Kantong semar
adalah tanaman yang unik. Ciri khususnya yang pertama adalah memiliki kantong
berbentuk piala di bagian ujung daun kantong semar. Kantong ini sebenarnya adalah
ujung daun yang berubah bentuk. Kegunaan kantong ini adalah sebagai perangkap
bagi mangsanya. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya
supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang
siap merebut makanan yang sudah ia peroleh. Kemudian kantong semar akan
mengeluarkan enzim untuk membunuh mangsanya tersebut.
-
Kantong semar
menghasilkan nektar yang manis dan harum
Ciri kedua
adalah kantong semar dapat menghasilkan nektar. Kantong semar kantong berbentuk
piala, dimana bagian dalam piala tersebut dapat mengeluarkan nektar (bahan
pembuat madu) berupa cairan lengket dan berasa manis. Fungsi nektar ini sebagai
umoan untuk memikat serangga agar datang berkunjung. Serangga yang terpikat
akan hinggap pada dinding yang licin, sehingga serangga itu jatuh kedalam kantong.
-
Kantong semar
menghasilkan cairan pencerna khusus
Ciri ketiga
adalah mampu menghasilkan cairan pencerna. Cairan ini digunakan untuk mencerna
mangsanya ketika ia terjauh kedalam kantong dari kantong semar. Cairan ini
mengandung enzim pencerna yang dapat melarutkan serangga. Enzim ini bekrja
seperti pepsin, yang merombak protein pada badan serangga (mangsanya) menjadi
peptida. Peptida diubah lagi menjadi asam amino, yang dapat diserap oleh
kantong semar sebagai sumber Nitrogen. Dimana nitrogen tersebut sangat
dibutuhkan oleh tanaman. Kemampuannya inilah yang menyebabkan kantong semar
kemudian terkenal sebagai tanaman pemakan serangga. Kantong semar mengandalkan
kantongnya untuk mendapatkan makanan. Kantong semar tidak memerlukan pupuk,
pemberian pupuk pada tumbuhan ini hanya akan membuatnya mati.
Dari
uraian tersebut, menunjukkan bahwa ciri khusus tumbuhan kantong semar merupakan
salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungannya agar tetap bisa bertahan
hidup.
-
Makanan Favorit
Tidak semua
jenis Kantong Semar memiliki mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu
kesukaan bagi Nepenthes mirabilis namun ada juga yang menyukai rayap
seperti N. albomarginata. Ada pula species katung semar yang
“vegetarian” alias tak suka menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan
dari tumbuhan yang berada di atasnya (Nepenthes ampullaria). Bahkan
ada Kantung Semar yang menyukai kotoran burung (Nepenthes lowii).
Ø Ciri Fisik dan
Habitat Kantong Semar
Tumbuhan ini mampu hidup di hutan hujan tropik dataran
rendah, pegunungan, hutan gambut, hutan meranggas, gunung kapur hingga padang
savana. Tumbuhan sebagian besar hidup secara empifit, yaitu menempel
pada batang atau dahan pohon lain dengan panjang batang mencapai hingga 20
meter. Sementara Kantong semar yang hidup di daerah savana umumnya hidup terestrial, tumbuh tegak dengan panjang batang
kurang dari 2 meter.
Pada umumnya, tumbuhan karnivora ini memiliki sulur
pada ujung daunnya. Sulur ini dapat termodofikasi membentuk kantong yaitu alat
perangkap yang digunakan untuk menangkap memangsanya seperti serangga dan
kodok. Kantong ini sendiri secara keseluruhan terdiri atas lima bentuk, yaitu
tempayan, oval, silinder, corong dang pinggang.
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk
kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas
adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder,
tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap
ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering
menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini
jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria.
Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada
bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap
yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk
memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya.
Kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti
kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset,
contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N.
gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang
berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Tumbuhan karnivora ini termasuk jenis flora berumah
dua. Artinya, tiap tanaman hanya memiliki satu jenis kelamin bunga. Jadi untuk
bisa menghasilkan keturunan, si Karnivora ini harus melakukan perkawinan
silang. Hal itulah yang menyebabkan banyak terdapat species Nepenthes yang
terlahir dari hasil persilangan alami. Kantong semar juga dapat berkembang biak
secara vegetatif dengan menggunakan tunas.
Ø Bukan
bunga
Kantung atau periuk yang berfungsi
sebagai perangkap serangga itu bukanlah bunga, akan tetapi merupakan perubahan
bentuk ujung daun. Sedangkan daun pada bagian pangkal batang yang berbentuk
pipih dan berwarna hijau masih berfungsi untuk melakukan fotosintesis. Pada
bibir kantung mengeluarkan bau manis dan menyengat yang menarik lalat
atau serangga yang lain. Di Borneo atau Kalimantan ada kantong semar yang mampu
menjebak burung kecil dan tikus kecil. Tidak semua serangga yang bisa dicerna
oleh enzim kantong semar, ada sejenis laba-laba yang dapat hidup di dalam
kantong semar misal laba-laba Misumenops nepenthicola, karena tubuhnya
dilapisi zat khusus anti enzim kantong semar.
Ø
Tanaman Hias
Karena keindahan bentuk kantong
semar yang bervariasi mulai dari bentuk dan warna, maka tanaman ini menarik
perhatian orang yang hobi mengkoleksi tanaman langka ini sebagai tanaman hias.
Hampir di seluruh dunia banyak yang mengkoleksi tanaman kantong semar ini. Dan
bahkan hobiis di Amerika ada yang mampu mengawinkan silang sehingga muncul
individu hibrid yang sangat menarik.
Ø Simbiosis
Mutualisme
Tidak semua serangga dimangsa oleh
si kantong semar, laba-laba tertentu dan semut. Antara kantong semar dan semut
menjalin kerja sama yang erat dan saling menguntungkan. Semut-semut dibiarkan
bebas oleh si kantong semar untuk mengambil sisa-sisa serangga yang dimangsa di
dalam kantong atau periuknya. Sehingga di sini semut untung kantong semar ya
untung, karena sampah-sampah sisa makanan dalam kantong menjadi bersih.
Ø Kantong Semar
yang Semakin Langka
Kantong Semar
termasuk tumbuhan yang langka dan beberapa jenis (non hibrida) mendekati
kepunahan. Dari 386 jenis fauna Indonesia yang terdaftar dalam kategori
“terancam punah” oleh IUCN, beberapa spesies Kantong semar berada di dalamnya.
Bahkan LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar (untuk menghindari
perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling langka di
Indonesia.
Karenanya
tanaman ini dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. Juga peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Covention of International Trade
in Endangered Species (CITES)
mengategorikannya dalam Appendix-1 (2 spesies) dan Appendix-2.
Kelangkaan
Kantong Semar (Nepenthes) antara lain disebabkan oleh pembukaan hutan,
kebakaran hutan, dan eksploitasi
untuk kepentingan bisnis. Yang terkadang membuat saya miris, konon,
lantaran kekurangpahaman tidak sedikit masyarakat yang mengeksploitasi Kantong
Semar untuk kepentingan bisnis dengan mengambilnya di alam bebas kemudian
menjualnya dengan harga mulai dari 25 ribu rupiah. Sebuah harga yang sangat
tidak sebanding dengan kelangkaan flora ini.
Sumber-sumber
-
Wikipedia
Komentar
Posting Komentar